Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan berisiko memberi dampak negatif pada anak Indonesia. Mulai dari ancaman putus sekolah, menurunnya prestasi belajar hingga penurunan mental dan psikis anak-anak.
Bahkan menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, berbagai macam pihak pakar dunia seperti Bank Dunia, WHO, dan UNICEF pun sepakat bahwa penutupan sekolah dapat menghilangkan pendapatan hidup satu generasi.
Berdasarkan estimasi Bank Dunia, potensi penghasilan yang hilang di masa depan pada siswa saat memasuki pasar kerja adalah sebesar US$ 408-578 per siswa. Sementara untuk seluruh siswa mencapai US$ 253-359 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 24-34% PDB Indonesia tahun 2020.
Pentingnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi Anak Indonesia
Meski menuai pro dan kontra, pembelajaran tatap muka dinilai dapat mengurangi dampak negatif dari pembelajaraan jarak jauh yang berkepanjangan.
Melansir dari laman resmi Covid19.co.id, setidaknya ada 3 alasan yang mendasari betapa urgennya pemberlakuan sekolah tatap muka. Berikut adalah alasannya:
-
Mengantisipasi Naiknya Angka Putus Sekolah
Pandemi membuat sebagian orang tua kesulitan dalam hal ekonomi. Mencari nafkah untuk biaya hidup saja sudah susah, apalagi untuk membiayai anak sekolah.
Bahkan dengan adanya PJJ yang tidak optimal, anak-anak pun terpaksa bekerja dan tidak belajar dengan alasan untuk membantu keuangan keluarga selama pandemi.
Menurut survei dari UNICEF, 1% atau 938 anak Indonesia (7-18 tahun) terpaksa putus sekolah pada tahun 2020.
-
Mencegah Adanya Penurunan Prestasi Akademik
Sekolah tatap muka menghasilkan prestasi akademik yang lebih baik daripada pembelajaran jarak jauh.
Pasalnya pada PJJ, perbedaan akses, kualitas materi pelajaran, dan fasilitas untuk belajar dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar. Utamanya bagi anak yang memiliki keterbatasan secara sosio-ekonomi.
Bahkan menurut data dari KPAI, ada sejumlah hal yang menyulitkan para murid saat melakukan pembelajaran jarak jauh, yakni tugas yang menumpuk, tak tersedianya kuota internet, sempitnya waktu belajar, dan fasilitas yang kurang mendukung.
Bank Dunia pun mengkaji, terjadinya penutupan sekolah hingga Juni 2021 telah menyebabkan hilangnya 0,9 tahun – 1,2 tahun waktu pembelajaran anak Indonesia.
-
Menghindari Munculnya Risiko Psikososial
Psikososial merupakan kondisi individu yang mencakup aspek psikis dan sosial pada anak. Risiko Psikososial sendiri meliputi peningkatan kekerasan pada anak di rumah, risiko pernikahan dini, eksploitasi anak, dan kehamilan remaja.
Resiko seperti ini tentunya harus kita hindari untuk menyelamatkan satu generasi.
Berdasarkan laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapat 419 kasus kekerasan seksual dan 249 kasus kekerasan fisik pada anak sepanjang 2020.
KPAI pun mencatat adanya kenaikan permohonan dispensasi perkawinan anak hingga 300% pada tahun 2020. Sementara pada April 2021, KPAI menerima 234 kasus eksploitasi dan perdagangan anak.
Itulah informasi seputar pentingnya pembelajaran tatap muka bagi anak Indonesia selama pandemi.
Dalam pembelajaran tatap muka terbatas, keselamatan dan kesehatan berbagai pihak yang terlibat tentunya tetap menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, baik tenaga pengajar, peserta didik, dan perangkat sekolah lainnya harus terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pasalnya, vaksinasi bukanlah kunci utama untuk mengendalikan pandemi COVID-19 ini. Virus COVID-19 yang terus bermutasi menjadi varian baru menyebabkan setiap orang tetap rentan terpapar penyakit ini.
Lindungi Anak Negeri bersama PT. Murni
PT Murni sebagai penyedia solusi untuk setiap bisnis, menyediakan berbagai teknologi pencegahan COVID-19 seperti SMARTGUARD dan SMARTTHERMO.
Anda dapat mengombinasikan kedua teknologi ini untuk mendukung lancarnya penerapan protokol kesehatan di sekolah.
Sebagai fasilitas sanitasi yang otomatis, SMARTGUARD memungkinkan para murid untuk mencuci tangan tanpa menyentuh apa pun sehingga meminimalisir potensi penularan COVID-19 melalui permukaan yang sering disentuh.
Menariknya, SMARTGUARD pun dilengkapi dengan layar digital HD. Jadi selain mendorong pola hidup bersih dan sehat, Anda pun dapat berbagi informasi, mengedukasi, atau bahkan melakukan promosi melalui layar digital tersebut.
Sementara SMARTTHERMO yang dibekali dengan teknologi Face Recognition, dapat membantu Anda untuk mengukur suhu tubuh siswa, guru, dan pengunjung yang lain dengan self-service dan otomatis. Teknologi Face Recognition yang dimiliki pun sangat akurat dan mampu mengenali wajah setiap orang yang menggunakan masker, kacamata, hijab, topi, dan lainnya.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih jauh mengenai manfaat dan harga SMARTGUARD dan SMARTTHERMO, silakan hubungi konsultan bisnis kami melalui nomor Hotline 1500 913 atau email info@murni.co.id.
Source:
- https://hot.liputan6.com/read/4667149/dampak-negatif-pembelajaran-jarak-jauh-berkepanjangan-selama-pandemi-covid-19
- https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/04/dampak-negatif-satu-tahun-pjj-dorongan-pembelajaran-tatap-muka-menguat
- https://covid19.go.id/p/berita/pembelajaran-tatap-muka-kurangi-risiko-dampak-sosial-negatif-untuk-anak
- https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/615bcc0951bfd/mengapa-perlu-sekolah-tatap-muka
- https://nasional.kompas.com/read/2021/03/30/16021421/ini-alasan-pemerintah-buka-pembelajaran-tatap-muka-secara-terbatas-juli-2021?page=all